Thursday, April 17, 2014

jika jarak bisa digulung


Jika jarak bisa digulung seperti senar layang-layang
kutarik kau biar kering sudah darah itu terbawa burung jalak 
entah kemana mungkin ke penantian sudut mimpi.

Mana memar yang lukai hatimu.

Di sini jantungku sesak menghitung helai rambut sang malam serta bintang di sapuan angkasa.

Ini mimpi episode sembilan sembari menyulam regangan waktu berserakan 
bersama kepiting penenung yang berjalan gontai ke arah pantai.

Kuselipkan napas di kantung waktumu seraya memandangi 
jarum berdetak menguap pagi pergi.

Bentangkan jadi selimut malam bersulur biru dimana engkau terpejam
dalam hitam.

Kita belum bisa berkata
belum sekarang atau mungkin tidak akan.

Jika jarak bisa digulung akan kutarik kau dari hutan pinus yang
sesatkan arti jelaga.

Kukeringkan danau agar engkau tak lagi wajib bercermin 
dan kura-kura enggan menyapihmu dalam dahaga. 

Kubebaskan dirimu tanpa kata-kata tanpa ajian membelah bianglala.

Hanya pelukan dari jemari berpeluh yang rindu airmatamu dan kamu 
serta kata maaf yang dulu diajarkan orangtua kita tanpa lekukan ombak seperti salah satu lukisan hitam-putihmu.

Begitu sederhana, begitu saja. 

(19 November 2008)

No comments: