Saturday, July 2, 2016

[Product review] Gendongan Bayi Aprica Colan CTS

Masih nggak ngerti kenapa di Indonesia gendongan Aprica kalah populer dibandingkan produk sejenis lainnya kayak Ergobaby atau Baby Bjorn. Padahal gendongannya recommended banget! Selain materialnya bagus, gendongan ini sangat nyaman dipakai dan strukturnya cocok untuk orang Asia.

Keputusan membeli gendongan Aprica memang mengikuti rencana liburan ke Jepang bersama suami tahun lalu. Sebelum berangkat, kami meniatkan diri akan membeli gendongan Aprica atau Ergobaby (saat itu masih menimbang - nimbang mana yang paling bagus). Jadilah selama di Jepang kami rajin ngeliatin setiap orang yang pake gendongan bayi di jalan atau kereta hahaha. Terutama ngecek merk apa yang lebih banyak dipakai. Menurut pengamatan hampir 2 minggu (lama yaaaa), Aprica paling sering terlihat on the street. Akhirnya, kami pun mantap mengambil keputusan. 

Toko Aprica di Daikanyama, Tokyo.
Kami mendatangi Aprica store yang besar di daerah Daikanyama, Tokyo, beberapa hari sebelum pulang ke Jakarta. Sampai sana bingung karena pilihannya banyak, lucu - lucu dan banyak pula yang harganya tidak sesuai budget (di atas 20.000 yen atau sekitar 2,5jt - wakwaaaawww). 

Gimana nggak pusing kalo ngeliat dijejer begini.

Setelah timbang sana sini bersama mbak - mbak toko Aprica yang baik hati meskipun Bahasa Inggrisnya terbatas, kami sreg memilih Aprica Colan CTS yang saat itu produk terbaru keluaran Aprica. Berikut alasannya:
1. Bisa dipakai dari newborn up to 15kg
2. Bahannya kuat (berlapis mesh), tapi juga empuk di dalam.
Ada padding yang bisa digunakan untuk newborn sampai si bayi mulai tegak. Kalo bayinya sudah cukup besar, padding bisa dicopot. Kalo di dalam mobil, si paddingnya nyaman dipakai sebagai matras bayi juga.
3. Mudah digunakan. Saya dan suami gantian praktik pakai gendongannya sendiri - sendiri.
4. Dibandingkan seri Colan yang sebelumnya, yang ini harganya lebih murah. Penting! :P


Ini dia pilihan kami. Setelah beli, baru tahu kalo yang tipe ini hanya dikeluarkan untuk domestic market aja.

Dan setelah bayinya keluar terus mulai pakai gendongan, kami puas sekali. Anaknya selalu anteng tiap kali pake gendongan ini. Bahkan hampir selalu tidur tiap kali digendong jalan. Distribusi berat bayi aman di panggul dan pundak. Terutama buat saya yang punggungnya nggak kuat pakai sembarang bentuk ransel (prinsip gendongan bayi sama dengan ransel), saya bisa menggendong Kelana lebih dari 1 jam. Kalo di Jakarta, saya pernah liat gendongan Aprica dijual di Lotte Shopping Avenue. 


Sukses muter - muter IKEA sambil anaknya bobo.

Baru - baru ini dipakai keliling IKEA store selama lebih dari 1 jam. Anaknya tidur anteng banget. Waktu foto diambil, Kelana berumur 6.5 bulan dan sudah 10kg. Kalo ibunya pegel - pegel abis itu ya karena anaknya emang berat aja :D

Friday, July 1, 2016

Reply 1988 (Hangul: 응답하라 1988; RR: Eungdapara 1988)


"In the end, fate and timing don’t just happen out of coincidence. 
They are products of earnest simple choices that make up miraculous moments." - Jung Hwan

Segala sesuatu dalam film ini pas. Tidak terlalu emosi, terlalu sedih, terlalu berbunga - bunga, terlalu menye - menye. Semua dalam porsi tepat. Yang jelas serial ini hangat, sangat amat hangat. Kesederhanaan hidup di tahun 1988 dimana tetangga adalah keluarga, tempat curhat, sekaligus sahabat.

Serial Reply 1988 sebenarnya merupakan serial ke-3 dari dua film pendahulunya Reply 1994 dan Reply 1997 (yang belum pernah saya tonton). Ditulis oleh Lee Woo-Jung, serial 20 episode ini berkisah mengenai persahabatan 5 orang remaja. Meskipun demikian, film ini tidak lantas menjadi film abege. Justru lebih mengarah ke drama keluarga, hubungan antar anggota keluarga, persahabatan ibu - ibu, bapak - bapak, anak - anak, dan inter relasi antar mereka. Kehidupan keluarga urban tahun 80-an di Ssangmundong, Dobong, Seoul.


Warga Ssangmundong

Semua detil masalah dalam serial ini terasa sangat relevan dengan hidup kita sehari - hari (tentu saja tanpa smart phones, gadget keren dan social media). Kesederhanaan tahun 80-an justru menjadi daya tarik. Nongkrong bareng di rumah salah satu temen, nonton film dengan serius dan atentif (tanpa sekali - sekali ngecek handphone), atau berantem sama kakak/ adik karena gantian mau pakai telpon rumah yang udah dibela - belain ditarik ke kamar, tuker - tukeran lauk antar tetangga. Hidup terasa lebih intim dan hangat.

Secara eksekusi film ini rapi. Pembangunan masing - masing karakter dilakukan dengan baik. Setting dan properti yang digunakan juga “niat". Misalnya pesawat televisi Goldstar, tape deck Goldstar, poster duran duran sepanjang jalan, game Galaga di arcade dekat rumah, dan tak lupa poni trap (yes poni trap disemprot hair spray tiap mau pergi!). Tahun 1988 Korea Selatan  sedang mengalami masa “tergila - gila” dengan budaya Amerika. Musik, gaya berpakaian, produk Amerika yang sangat sering disebut atau muncul di serial ini seperti Nike, Air Jordan dan Coca Cola.

Tokoh utama Reply 1988 adalah Sung Deok-Sun (Hyeri), seorang anak SMA yang sedang berjuang masuk universitas sekaligus mencari tahu siapa diantara ke-4 sahabat masa kecilnya yang berujung menjadi jodohnya di masa mendatang. Ke-4 sahabat Deok-Sun adalah Jung-Hwan (Ryoo Joon-Yeol), Sun-Woo (Ko Gyung-Pyo), Dong-Ryong (Lee Dong-Hwi) dan Choi Taek (Park Bo-Gum). Sepanjang serial, penonton mau tidak mau disuruh tebak - tebak buah manggis siapa suami Deok-Sun (ada beberapa cuplikan Deok-Sun dewasa bersama suaminya di tahun 2015). Nah, menurut hasil googling, ketiga serial reply memang memiliki tema besar yang sama, yaitu menebak siapa yang akan jadi suami si tokoh utama.

Lima sahabat

Deok-Sun adalah anak perempuan malas belajar, supel, ceria, tapi gampang kesel kalo digangguin. Diperankan secara unyu oleh Lee Hyeri. Karena ekonomi keluarga pas - pasan, mereka tinggal di rumah setengah basement dengan kamar mandi di luar dan sistem pemanas rumah yang hampir tidak berfungsi. Dia memiliki kakak perempuan super galak tapi berprestasi cemerlang, Bo Ra, dan adik laki - laki yang lebih muda, No Eul. Ayahnya bekerja di bank dan bertahun - tahun dipotong gaji akibat membayarkan hutang orang lain.

Sementara 3 sahabat pria Deok-Sun bersekolah di Ssangmundong High School khusus laki - laki. Jung Hwan berasal dari keluarga yang dulunya miskin kemudian kaya mendadak akibat lotere. Sedikit cuek, rajin belajar dan diam - diam menyukai Deok-Sun. Sun-Woo adalah anak laki - laki sangat baik, pintar, hormat pada ibunya yang single parent dan menyayangi adik perempuannya. Dong Ryong sangat suka menyanyi dan menari. Dia pasrah tidak akan lulus ujian universitas karena nilai akademis yang jongkok. Choi Taek meninggalkan sekolah demi menjadi pemain Baduk profesional. Hampir selalu menang di setiap kompetisi. Taek menyukai Deok-Sun.

Sejarah ekonomi Korea Selatan yang terjadi antara 1988 - 1994 coba dimasukkan untuk membalut kenangan yang lebih lengkap. Misalnya, episode 1 - 2 menceritakan saat Deok-Sun sedang sibuk berlatih menjadi usher Olimpiade di Korea Selatan, pemecatan ribuan pegawai bank dengan model pemaksaan berdalih "voluntary resignation", hukum pelarangan menikah dengan nama keluarga yang sama.

Meskipun banyak penonton yang kecewa karena Deok-Sun berakhir dengan Taek (bukan dengan Jung Hwan yang tarik ulur di banyak episode), Reply 1988 tetap menjadi serial televisi Korea dengan rating tertinggi. Saya bukan orang yang generous dalam memberi nilai untuk film yang saya tonton, tapi untuk serial ini saya beri bintang 4,5 out of 5.